Terkadang bertahan
adalah kekuatan kala kita menjalani sesuatu yang masih berproses, karena dari
satu proses, masih harus ditempa proses
– proses selanjutnya, agar proses terakhir yang terlampaui menjadikannya hasil
terbaik.
Pergantian tahun 2015 ke tahun
2016 terasa begitu cepat saja kami rasakan. Tak terasa sudah pertengahan Februari
menghampiri kami. Sudah hampir 2 bulan KTJM hibernasi dari aktivitas outdoor Karang Taruna, What’s wrong with Us?
Sepertinya baru kemarin kami menikmat suasana sore di tepian laguna sambil melaksanakan kegiatan cangkok cemara, namun sore ini kami kembali melaksanakan kegiatan cangkok cemara setelah lama terhenti sekian bulan.
Sesuai hasil rapat rutin KTJM pada tanggal 13 februari 2016 kemarin, salah satu poin yang kami sepakati adalah melanjutkan program cangkok cemara. Karena pada cangkok cemara sebelumnya masih belum memenuhi target, kami putuskan untuk melanjutkannya kembali.
Bergerak dengan personil yang
lebih totalitas, namun dengan jumlah yang masih terbatas, kegiatan cangkok
cemara kali ini lebih maksimal karena dibantu juga oleh anak – anak yang dengan
senang hati ikut dalam kegiatan kami.
Kegiatan pada tanggal 19 - 20 Februari 2016 kemarin merupakan lanjutan dari program cangkok cemara yang sudah kami laksanakan pada bulan desember 2015 kemarin. Ditemani sore yang hangat dan sejuknya udara kami memulai kegiatan cangkok cemara dengan amunisi yang lebih matang.
Beberapa alat dan bahan untuk
mencangkok seperti pisau dapur, plastik es, rafia, ember, cocopeat, tanah
lempung, dan root Up (perangsang
akar) sudah kami siapkan untuk action
kami kali ini. Sebelum kegiatan cangkok kami laksanakan, pertama - tama–kami
membuat dulu media tanahnya, yaitu dengan mencampur 1/3 cocopeat dengan 2/3
tanah lempung yang kemudian di aduk dan dicampurkan merata sambil diberi air
secukupnya. Setelah proses pencampuran selesai, media tanah siap digunakan
untuk media cangkok cemara.
Kenapa pakai cocopeat mas? Nah
fungsi cocopeat (serbuk halus sabut kelapa) sendiri berfungsi sebagai pengikat
tanah dan air agar media tanah nantinya tetap lembab, selain itu cocopeat
memiliki unsur hara yang dibutuhkan tanaman, jadi akar dari proses cangkok
dapat tumbuh dengan baik. selain itu kami juga menggunakan Root Up (obat perangsang akar) untuk mempercepat pertumbuhan akar.
Setelah semua alat & bahan
siap, kami menuju ke kawasan laguna untuk melaksanakan pencangkokan. Dengan bekerja
sama dan saling berbagi tugas, kegiatan yang kami laksanakan terasa lebih
ringan dari sebelumnya. Serius tapi santai, kegiatan kami sore itu kami warnai
dengan canda tawa untuk menjaga suasana tetap menyenangkan.
Selain melakukan kegiatan cangkok
cemara, kami juga melakukan ujicoba tanaman nangkli dan nangka di laguna. Ada sekitar 100 bibit bantuan yang kami dapatkan dari Dinas Kehutanan Kulon Progo.
Rencananya kawasan laguna pantai Trisik akan dikembangkan menjadi kebun buah jika
dalam ujicoba kami nantinya berhasil.
Tak terasa hari pun beranjak
petang, kegiatan kami sudahi dengan perasaan puas dan lega. Satu harapan kami
dari kegiatan kali ini dapat terus memacu kami untuk berbuat lebih bagi
lingkungan & alam sekitar.
Itu tadi liputan kegiatan cangkok cemara KTJM pada bulan februari kemarin, semoga bermanfaat. Salam Aditya karya Mahatva Yodha
0 komentar:
Posting Komentar